Gennaro Gattuso dan Proyek Kebangkitan Azzurri: Dari Reruntuhan Menuju Kejayaan Baru – Gennaro Gattuso resmi ditunjuk sebagai pelatih kepala Timnas Italia, menggantikan Luciano Spalletti yang diberhentikan usai kekalahan memalukan dari Norwegia di laga pembuka kualifikasi Piala Dunia 2026. Penunjukan ini bukan sekadar pergantian pelatih, melainkan awal dari misi besar: membangkitkan kembali kejayaan Azzurri yang telah lama meredup.
Gattuso tidak datang ke pesta. Ia melangkah ke tengah reruntuhan, mewarisi tim yang kehilangan arah, identitas, dan semangat juang. Namun, justru di tengah kehancuran inilah, semangat baru mulai dibangun.
Warisan yang Rapuh: Italia Pasca-Spalletti
Italia adalah juara Euro 2020, namun sejak itu performa mereka menurun drastis. Dua kegagalan beruntun lolos ke Piala Dunia (2018 dan 2022) menjadi luka mendalam. Spalletti, yang sempat membawa Napoli juara Serie A, gagal mengangkat mental tim nasional. Kekalahan 0-3 dari Norwegia menjadi puncak kerapuhan Azzurri—tim yang dulu ditakuti kini tampak lesu dan kehilangan jati diri.
Claudio Ranieri sempat didekati FIGC, namun menolak. Maka, pilihan jatuh kepada Gattuso, sosok yang dikenal karena keberanian, determinasi, dan loyalitasnya terhadap seragam biru langit.
Gattuso: Dari Gladiator Lapangan ke Arsitek Kebangkitan
Sebagai pemain, Gattuso adalah simbol semangat Italia. Ia mencatatkan 73 caps dan menjadi bagian dari skuad juara dunia 2006. Di level klub, ia mempersembahkan dua gelar Liga Champions dan dua Scudetto bersama AC Milan.
Karier kepelatihannya dimulai di FC Sion pada 2013. Sejak itu, ia menangani berbagai klub seperti Palermo, Pisa, AC Milan, Napoli, Valencia, Marseille, dan terakhir Hajduk Split. Meski belum meraih banyak trofi, Gattuso dikenal sebagai pelatih yang mampu membangun karakter tim dan menanamkan etos kerja tinggi.
Tim Pelatih Bertabur Legenda
Gattuso tidak sendiri. Ia akan dibantu oleh staf teknis yang terdiri dari para juara dunia 2006: Leonardo Bonucci, Andrea Barzagli, Gianluca Zambrotta, dan Simone Perrotta. Di atas mereka, Cesare Prandelli kembali sebagai direktur tim nasional.
Langkah ini menunjukkan bahwa FIGC ingin membangun kembali Azzurri dengan fondasi nilai-nilai lama: kebanggaan, disiplin, dan semangat kolektif. Mereka percaya hanya para pemenang sejati yang bisa menanamkan kembali makna mengenakan seragam biru dengan lambang tiga warna di dada.
Tantangan Besar: Skuad Minim Bintang Dunia
Italia saat ini bukan tim yang menakutkan secara teknis. Dari seluruh skuad, hanya Gianluigi Donnarumma yang bisa disebut sebagai fuoriclasse sejati. Nicolo Barella dan Sandro Tonali punya potensi, namun inkonsistensi dan cedera kerap menghambat. Alessandro Bastoni menjanjikan di lini belakang, tapi belum mencapai level Bonucci atau Chiellini.
Italia tidak memiliki pemain muda sekelas Jude Bellingham, Jamal Musiala, atau Kylian Mbappe. Ini bukan kesalahan spaceman gacor Gattuso, melainkan cerminan dari sistem pembinaan usia muda yang stagnan. Tantangan membentuk generasi baru berada di tangan Prandelli dan struktur pembinaan FIGC.
Filosofi Gattuso: “Saya Berjuang untuk Anda, Jika Anda Berjuang untuk Kami”
Gattuso dikenal sebagai pelatih yang emosional, namun bukan tanpa arah. Filosofinya sederhana namun kuat: loyalitas timbal balik. Ia ingin membangun tim yang rela berkorban satu sama lain, bukan sekadar mengandalkan bakat individu.
Di Milan, ia pernah berkata, “Saya tidak peduli Anda pemain bintang atau bukan. Jika Anda tidak berlari untuk rekan Anda, Anda tidak akan bermain.” Pendekatan ini akan menjadi fondasi dalam membentuk kembali mentalitas Azzurri.
Jadwal dan Target Awal
Gattuso akan menjalani debutnya pada jendela internasional bulan September 2025. Italia akan menjamu Estonia di Bergamo (5 September) dan menghadapi Israel di Budapest (8 September). Dua kemenangan menjadi harga mati untuk menjaga peluang lolos ke Piala Dunia 2026.
Italia saat ini berada di posisi ketiga Grup I, tertinggal dari Norwegia dan Israel. Hanya dua tim teratas yang lolos otomatis. Gagal lagi berarti tiga edisi Piala Dunia tanpa Italia—sebuah bencana nasional.
Dukungan dan Harapan Publik
Penunjukan Gattuso disambut hangat oleh publik Italia. Banyak yang melihatnya sebagai sosok yang tepat untuk membangkitkan semangat nasionalisme. Media menyebutnya sebagai “gladiator terakhir” yang bisa menyatukan kembali tim yang tercerai-berai.
Namun, ekspektasi tinggi juga menjadi tekanan. Gattuso harus membuktikan bahwa ia bukan hanya legenda masa lalu, tetapi juga pemimpin masa depan.
Penutup: Dari Abu Kejayaan, Azzurri Bangkit Lagi?
Misi Gennaro Gattuso membangkitkan Timnas Italia bukan sekadar proyek sepak bola. Ini adalah upaya menyelamatkan identitas nasional yang sempat hilang. Dengan semangat juang, dukungan legenda, dan filosofi kolektif, Gattuso membawa harapan baru bagi Azzurri.